April 7, 2025

PKBM BINA ANAK NUSANTARA

PKBM BINA ANAK NUSANTARA merupakan salah satu sekolah jenjang PKBM berstatus Swasta yang berada di wilayah Kec. Banjarmasin Selatan

Pendidikan dan Karier Politik Basuki Tjahaja Purnama

Pendidikan dan Karier Politik Basuki Tjahaja Purnama

Basuki Tjahaja Purnama, atau yang akrab disapa Ahok, merupakan salah satu tokoh politik Indonesia yang dikenal dengan gaya kepemimpinannya yang tegas dan transparan. Ia mengawali karier politiknya dengan bergabung dalam Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PIB) pada tahun 2003. Dari sana, perjalanan politiknya terus berkembang, mulai dari tingkat daerah hingga menjadi pemimpin di ibu kota Indonesia.

Pendidikan dan Karier Politik Basuki Tjahaja Purnama

Basuki Tjahaja Purnama lahir pada 29 Juni 1966 di Manggar, Belitung Timur. Sejak kecil, ia sudah menunjukkan ketertarikan terhadap dunia bisnis dan kepemimpinan. Ia menempuh pendidikan dasar dan menengah di Belitung, sebelum melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Ia kemudian melanjutkan studinya di Universitas Trisakti, Jakarta, dan meraih gelar Sarjana Teknik Geologi dari Fakultas Teknik Mineral. Setelah lulus, ia terjun ke dunia bisnis di bidang pertambangan, mengikuti jejak keluarganya yang bergerak dalam usaha tersebut. Pengalaman di sektor swasta ini kemudian menjadi dasar bagi pendekatan pragmatisnya dalam dunia politik.

Awal Karier Politik: Menjadi Anggota DPRD dan Bupati

Pada tahun 2003, Basuki mulai meniti karier politik dengan bergabung dalam Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PIB). Tidak lama kemudian, ia mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan berhasil meraih kursi dalam pemilihan tersebut.

Keberhasilannya di DPRD membuatnya semakin dikenal di dunia politik. Pada Pilkada Belitung Timur 2005, ia mencalonkan diri sebagai Bupati Belitung Timur berpasangan dengan Khairul Effendi. Dengan pendekatan yang berfokus pada pembangunan dan transparansi pemerintahan, ia berhasil memenangkan pemilihan dengan memperoleh 37,13% suara. Sebagai bupati, ia dikenal karena kebijakan-kebijakan yang pro-rakyat dan upayanya dalam meningkatkan efisiensi pemerintahan daerah.

Pencalonan sebagai Gubernur Bangka Belitung

Setelah sukses menjabat sebagai Bupati Belitung Timur, Basuki mencoba peruntungannya di tingkat yang lebih tinggi dengan mencalonkan diri sebagai Gubernur Kepulauan Bangka Belitung dalam Pilkada 2007. Ia mendapat dukungan penuh dari mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang melihatnya sebagai pemimpin potensial dengan integritas tinggi.

Namun, dalam pemilihan tersebut, Basuki mengalami kekalahan dari pasangan Eko Maulana Ali – Syamsuddin Basari, yang memperoleh suara lebih tinggi. Meskipun kalah dalam kontestasi gubernur, pengalaman ini semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu tokoh politik reformis di Indonesia.

Menjadi Anggota DPR RI dan Bergabung dengan Partai Gerindra

Tidak menyerah dengan kekalahan dalam Pilkada Bangka Belitung, Basuki kemudian mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dalam Pemilu 2009 melalui Partai Golkar dan berhasil lolos ke Senayan. Namun, selama menjabat sebagai anggota DPR, ia merasa tidak puas dengan mekanisme politik yang ada dan menginginkan reformasi yang lebih besar.

Pada tahun 2011, ia memutuskan bergabung dengan Partai Gerindra yang dipimpin oleh Prabowo Subianto. Langkah ini membuka peluang baru dalam karier politiknya, yang kemudian membawanya ke level kepemimpinan yang lebih tinggi.

Menjadi Wakil Gubernur dan Gubernur DKI Jakarta

Basuki mendapat kesempatan besar dalam dunia politik ketika ia dipilih sebagai calon Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilkada DKI Jakarta 2012. Pasangan ini berhasil memenangkan pemilihan dan resmi dilantik pada Oktober 2012. Sebagai Wakil Gubernur, Basuki mulai dikenal karena kebijakan-kebijakannya yang tegas dalam memberantas korupsi dan meningkatkan pelayanan publik.

Pada tahun 2014, ketika Jokowi terpilih sebagai Presiden RI, Basuki secara otomatis naik menjadi Gubernur DKI Jakarta. Kepemimpinannya ditandai dengan berbagai reformasi, seperti:

Digitalisasi layanan publik melalui Jakarta Smart City.

Penertiban kawasan kumuh dan relokasi warga ke rumah susun.

Peningkatan transparansi anggaran melalui sistem e-budgeting.

Kontroversi dan Akhir Masa Jabatan sebagai Gubernur

Meskipun dikenal sebagai pemimpin yang progresif, kepemimpinan Basuki juga diwarnai oleh berbagai kontroversi, terutama terkait kasus dugaan penistaan agama pada 2016. Kasus ini memicu gelombang protes besar di Indonesia dan akhirnya menyebabkan Basuki dijatuhi hukuman penjara pada tahun 2017.

Setelah menyelesaikan masa hukumannya, Basuki memilih untuk tidak kembali ke dunia politik secara langsung. Namun, ia tetap aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan bisnis, serta sempat menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina pada 2019.

Kesimpulan

Perjalanan politik Basuki Tjahaja Purnama mencerminkan semangat reformasi dan transparansi dalam pemerintahan. Dari awal kariernya sebagai anggota DPRD, Bupati Belitung Timur, hingga Gubernur DKI Jakarta, ia dikenal sebagai pemimpin yang berani mengambil keputusan tegas dan berorientasi pada pelayanan publik.

Meskipun mengalami berbagai tantangan dan kontroversi, warisan kepemimpinannya tetap terasa dalam berbagai kebijakan yang telah diterapkan di Jakarta. Dengan latar belakang pendidikan di bidang teknik dan pengalaman luas di dunia politik, Basuki tetap menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah politik Indonesia.

Share: Facebook Twitter Linkedin